Update NTT – Pemerintah Desa (Pemdes) Rana Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar kegiatan Rembuk Stunting Desa pada Jumat, 11 Juli 2025.
Kegiatan yang melibatkan Pemdes, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), warga masyarakat, serta Kepala Puskesmas Mukun tersebut bertujuan untuk mencari solusi bersama dalam menanggulangi masalah stunting di desa.
Dalam sambutannya, Kepala Desa (Kades) Rana Mbata, Yohanes Bosko, menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya bersama dalam pencegahan dan penanganan stunting.
Berbagai program yang dilaksanakan meliputi penyuluhan gizi, perbaikan sanitasi, peningkatan fasilitas kesehatan, serta pemberdayaan masyarakat.
“Kegiatan ini melibatkan berbagai upaya pencegahan dan penanganan stunting, termasuk penyuluhan gizi, perbaikan sanitasi, peningkatan fasilitas kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat,” ungkap Yohanes.
Lebih lanjut, Yohanes menjelaskan bahwa Posyandu memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kesehatan masyarakat, terutama dalam penanganan stunting.
Sebagai garda terdepan dalam layanan kesehatan dasar, Posyandu tidak hanya fokus pada balita, tetapi juga pada ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas.
“Posyandu memiliki peran yang strategis dalam upaya mewujudkan kesehatan masyarakat dan program stunting di desa. Sesuai dengan tujuan dibentuknya Posyandu, yang merupakan garda utama layanan dasar kesehatan, maka sasarannya bukan hanya balita, tetapi juga ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas,” jelas Yohanes.
Dalam kegiatan ini, para peserta mendapatkan pelatihan yang meliputi berbagai topik kesehatan, terutama yang berkaitan dengan ibu hamil dan ibu menyusui.
Diharapkan, dengan adanya pelatihan ini, masyarakat Desa Rana Mbata dapat lebih memahami pentingnya kebersihan dan kesehatan dalam upaya pencegahan stunting.
Kegiatan ini juga diisi dengan penyuluhan yang disampaikan langsung oleh Kepala Puskesmas Mukun, yang memberikan materi seputar pentingnya peran ibu dan keluarga dalam mencegah stunting.
“Dengan adanya kegiatan ini, kami berharap masyarakat Rana Mbata dapat meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya kebersihan, baik secara sosial maupun individu,” harap Yohanes.
Yohanes mengingatkan seluruh masyarakat untuk terus meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa.
Ia menekankan pentingnya kerjasama dengan para pelaku pembangunan desa, seperti guru PAUD, tenaga kesehatan, dan berbagai kelompok masyarakat lainnya dalam upaya mencegah stunting.
“Pencegahan stunting harus menjadi tanggung jawab bersama. Saya mengajak seluruh masyarakat untuk bekerja sama dengan semua pihak, termasuk guru PAUD, kades kesehatan, dan kelompok masyarakat lainnya dalam naungan Forum Rumah Desa Sehat,” tutup Yohanes.
Kegiatan Rembuk Stunting Desa ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam penurunan angka stunting di Desa Rana Mbata serta meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan.***