Air Mata di Sungai Jaong: Siswa SD Tewas, Pemuda Desak Gubernur Melki Lena Bangun Jembatan Sebelum Ada Korban Lagi

Kondisi Jalan di Desa Jaong.

Update NTT – Duka mendalam menyelimuti warga Desa Jaong, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, setelah seorang siswa Sekolah Dasar bernama Jesen (11) tewas terseret arus sungai saat pulang sekolah, Selasa (14/10/2025) siang.

Insiden memilukan itu terjadi ketika Jesen berusaha menyeberangi sungai yang debit airnya meningkat akibat hujan deras. Arus yang deras menyeret tubuh mungilnya hingga ditemukan tak bernyawa beberapa jam kemudian oleh warga.

Tragedi tersebut memantik kemarahan sekaligus keprihatinan tokoh pemuda setempat, Igen Padur, yang menilai kejadian ini bukan sekadar musibah, tetapi cermin nyata dari kelalaian terhadap kebutuhan dasar masyarakat pedesaan.

“Setiap pembangunan memang butuh waktu, tetapi kami tidak bisa lagi menoleransi kelalaian yang merenggut nyawa,” tegas Igen yang dilansir dari media Sarana Informasi pada Rabu, (22/10/2025).

Sebagai pemuda yang lahir dan besar di Desa Jaong, Igen mengaku tak sanggup berdiam diri menyaksikan penderitaan warga yang terus berulang setiap musim hujan.

Ia menyebut dirinya sebagai “penjaga harapan” bagi masyarakat yang selama bertahun-tahun hidup dalam ketakutan saat harus menyeberangi sungai tanpa jembatan.

“Jembatan di desa kami bukan kemewahan, tapi kebutuhan mendasar, sama pentingnya dengan udara yang kami hirup,” ujarnya dengan nada tegas.

Menurut Igen, setiap kali hujan turun deras, sungai yang membelah Desa Jaong berubah menjadi ancaman mematikan, terutama bagi anak-anak sekolah, petani, dan tenaga kesehatan yang sering terhambat menjalankan tugasnya.

Selain aspek keselamatan, Igen juga menyoroti dampak luas ketiadaan jembatan terhadap sektor pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Anak-anak kerap terpaksa bolos sekolah karena akses terputus, harga kebutuhan pokok melonjak karena sulitnya distribusi, dan warga sakit sering tak tertolong karena sulit dievakuasi.

“Jembatan adalah gerbang menuju pendidikan. Jangan biarkan sungai menjadi penghalang mimpi,” tambahnya.

Melihat kondisi tersebut, Igen bersama kelompok pemuda Desa Jaong mendesak Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, agar segera mengambil langkah nyata.

Mereka menuntut pemerintah provinsi menghentikan sementara proyek-proyek besar yang belum mendesak dan mengalihkan anggaran untuk membangun jembatan permanen di titik rawan.

“Hentikan rencana besar yang belum prioritas! Utamakan kebutuhan mendesak dan nyata di lapangan!” seru Igen.

Ia menutup pernyataannya dengan seruan penuh harap agar tragedi seperti yang menimpa Jesen tidak kembali terulang di masa depan.

“Jangan biarkan ada lagi air mata dan nyawa yang hilang. Bangun jembatan itu sekarang sebagai warisan kepedulian terhadap kemanusiaan dan masa depan generasi muda desa,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *